Cara Mengoperasikan Mesin Penetas Telur yang benar

1. Letakkan Mesin Penetas Telur di daerah yang terlindung dari cahaya matahari seketika atau sumber panas lainnya. Jangan meletakkan ditempat yang kotor, lembab seperti di gudang, dekat kamar mandi, dekat tempat cucian, dan jangan diletakkan merekat pada dinding bangunan.
Peletakan yang terbaik merupakan di dalam ruangan yang agak luas, tidak tertutup barang lain, bersih ( berlantai semen atau keramik ), berventilasi baik ( tak pengap ).

2. Telor yang akan ditetaskan berumur maksimum 7 hari, terbaik maksimum 3 hari. Sebelum ditetaskan telor diletakkan dalam tray plastik ( bukan tray kertas ), sebab tray plastik tidak menyerap kotoran dan lebih awet. Observasi agar suhu udara di sekitar telor tak terlalu tinggi, terbaik bersuhu 20 – 30°C, dan cukup lembab, contohnya di dalam lemari pendingin atau dekat sumber air ( di atas ember berisi air atau dekat kamar mandi ). Observasi peletakan telur, sisi tumpulnya mesti berada di atas, bukan sebaliknya.

3. Biasakan melakukan test pendahuluan dengan mencoba fungsi-fungsi Mesin Penetas Telur supaya berprofesi secara normal. Biasakan juga senantiasa melaksanakan cek temperatur dengan seksama tiap akan melaksanakan penetasan baru. Sebelum telur dimasukkan ke dalam Mesin Tetas, biarkan Mesin Tetas beroperasi dalam kondisi kosong selama 2 – 3 jam ( kecuali saat pengoperasian pertama kali, seharusnya sehari semalam ) untuk meratakan panas di dalamnya sekaligus cek temperatur. Jika suhu turun sesaat memasukkan telor, jangan seketika melaksanakan pembenaran temperatur, karena mungkin penurunan diakibatkan penyerapan temperatur dari telur yang lebih dingin. Setelah beberapa jam, temperatur akan naik lagi.

4. Jangan meletakkan benda berat di atas Mesin Penetas Telur karena dapat mengganggu Sistem pengontrolan suhunya.

5. Untuk mencegah masuknya semut atau serangga lain via lubang ventilasi pada Mesin Penetas Telur, gunakan kapur anti semut pada kaki dan kabel Mesin Penetas Telur.

6. Jika listrik padam, jangan panik! Karena telor bisa bertahan selama ± 2-3 jam tanpa pemanasan, asalkan Mesin Penetas Telor sudah beroperasi minimal 3 – 5 hari. Tapi sekiranya pemadaman listrik lebih dari 3 jam, gunakan pemanas darurat berupa lampu minyak atau lilin berdiameter besar, dan arahkan nyalanya di bawah pelat aluminium yang berlokasi di bawah Mesin Penetas Telor. Atur nyala api lampu minyak kecil saja, dan amati thermometer agar tidak melebihi temperatur 40°C, apabila lebih, atur nyalanya atau atur jaraknya dari pelat aluminium. Opsi lain gunakan lilin berdiameter besar ( jangan lilin kecil ) agar jaraknya ke pelat pemanas tidak pesat berkurang. Atur juga ketinggian lilin jikalau temperatur di dalam Mesin Penetas Telur terlalu tinggi.
Berdasarkan penelitian kami, sekiranya listrik padam ( tak ada pemanasan ) selama maksimum 3 jam, kekuatan tetas telor dapat dipertahankan pada 95 – 100%. Sekiranya padam 3 – 6 jam, kekuatan tetas menjadi 80 – 95%, padahal bila padam 6 – 12 jam, tenaga tetas menjadi 40 – 70%. Tetapi jikalau padam lebih dari 12 jam, sebaiknya penetasan dibatalkan saja, sebab kecil kemungkinan mendapatkan hasil penetasan yang bagus, kalaupun ada yang menetas, biasanya berkualitas buruk.

7. Jangan lupa untuk menambah air pelembab pada bak paling lambat 2 hari sekali. Pengisian dan penambahan air bisa dijalankan dari luar Mesin Penetas Telor mengaplikasikan botol bersela pada lubang yang terletak di komponen atas tengah. Akan lebih bagus apabila menerapkan hygrometer untuk memantau tingkat kelembaban ( minimal 55% ). Jika perlu, untuk telor unggas seperti bebek atau walet pakai bak pelembab ekstra yang diletakkan di lantai Mesin Tetas.

8. Jikalau telur sudah mulai retak ( umumnya mulai hari ke 19 untuk telor ayam ), keluarkan bak air yang ada di lantai Mesin Tetas ( bak air di box pemanas atas, jangan dikeluarkan ). Kasih alas potongan koran pada lantai yang gunanya untuk mengumpulkan kotoran / bulu / sisa kulit telur sehingga pembersihan lantainya akan lebih mudah.
Tips : Pindahkan seluruh telor pada rak telor tingkat teratas ke lantai yang telah dialasi potongan kertas koran, pindahkan juga telur yang terletak pada rak telor di bawahnya, apabila masih mencukupi tempatnya. Susun telur-telor dengan posisi vertikal ( jangan ditidurkan ) dan teratur dengan sisi tumpul konsisten menghadap ke atas. Jangan kuatir, buah hati ayam yang telah menetas dan jatuh di lantai bawah tidak akan mengalami apapun.

9. Biarkan buah hati ayam yang baru menetas di dalam Mesin Tetas beberapa jam hingga badannya mengering, kemudian pindahkan ke daerah yang telah disiapkan. Seringkali ada si kecil ayam yang sulit untuk keluar dari cangkangnya, sehingga perlu dibantu untuk memecahkan kulit cangkangnya. Tetapi-hati, pemecahan kulit wajib pelan-lahan, dan sedikit demi sedikit, untuk mencegah perdarahan. Namun demikian, buah hati ayam yang patut dibantu dikala menetas, seringkali menjadi jelek kualitasnya, sebab itu seandainya perlu pisahkan dengan anak ayam yang menetas normal, dan beri perhatian lebih besar untuk meningkatkan kualitasnya.

10. Setelah seluruh si kecil ayam menetas, matikan mesin penetas telur, keluarkan semua rak telor, dan bak air, bersihkan menerapkan air bersih. Bersihkan pula kotoran, sisa kulit telor di dalam Mesin Tetas, semprot tipis-tipis dengan cairan desinfectan. Buka pintu Mesin Tetas selama 1 -2 hari untuk menguapkan sisa kotoran dan cairan di dalam Mesin Tetas. Kalau perlu bersihkan pula komponen luar Mesin Tetas dari debu-debu yang melekat. Dengan pembersihan secara terjadwal , Mesin Tetas tentunya akan lebih tahan lama.